Selasa, 10 November 2009

Pengalaman dengan Ki Durpa

Juli 2004 (Durpa)

Sore itu sekitar pukul 16.15 aku ke rumah pak Pudjono untuk memberitahu bahwa Jonathan anaknya masih ingin tinggal di Bandung, menginap di rumahku, main bersama Januaji. Sambil ngobrol kesana kemari, pak Pudjono berniat agar sumur di sebelah timur rumah yang di Yogya dapat dimanfaatkan untuk umum. Maksudnya sumur tersebut dapat menjadi sarana penyembuhan apabila Tuhan menghendaki. Sebelumnya pak Pudjono merasakan kesembuhan dari sumur tersebut sewaktu terkena sejenis kanker tulang. Aku katakan sebaiknya memohon petunjuk yang kudus.

Dalam doa singkat kami, pak Pudjono merasakan bahwa Tuhan Yesus meminta agar dibicarakan dahulu dengan pamannya. Dikatakan bahwa sebenarnya dimanapun tempat adalah baik, selama dilakukan dengan hati yang bersih murni. Aku membayangkan dan mengatakan perlunya dibuat tempat untuk patung Bunda Maria dan Tuhan Yesus. Bunda Maria mengatakan bahwa sebaiknya rencana tersebut bukan di situ, melainkan bekas garasi mobil di depan rumah. Tempat tersebut lebih terang tidak bermasalah dan di depan rumah pinggir jalan. Tempatnya tidak kekiwa yang berarti tidak sepi yang jarang diinjak atau dilewati orang.

Sore hari tersebut kebetulan ada pertemuan dalam rangka memperingati hari Santa Odilia pelindung gereja kami. Pak Pudjono aku ajak sekalian dalam pertemuan tersebut. Selesai acara pertemuan, kami berlima dengan pak Mardayat, pak Pudjono, pak Abraham dan pak Yohanes bersepakat kumpul di rumah pak Mardayat.

Kira-kira tengah malam pak Pudjono melihat simbul atau lambang seekor gajah yang telinganya bergerigi, tengkuknya berpunuk. Aku berdoa dalam hati agar dijauhkan dari segala macam pencobaan. Gajah tersebut mengaku bernama Ki Durpa, namun tidak mau menjelaskan siapa sebenarnya. Aku masih penasaran apakah Ki Durpa dari kuasa Terang atau dari kuasa kegelapan, untuk memastikan diri supaya tidak keliru. Akhirnya Ki Durpa menjawab bahwa kami tidak perlu kuatir karena dia akan membantu kami untuk menuju ke kesempurnaan hidup di hadapan Tuhan. Katanya :”Aku cekelen, gegemen lan sebulen banjur sebutna pepenginanmu; terus nggedhuga lemah kaping telu. Aku iku utusan kanggo segala bangsa. Gusti kepranan karo dongamu, nanging ora kudu kabeh mesthi dikeparengake. Nyenyuwun iku siji mbaka siji, ora kudu akeh. .... . Coba delengen kae, sapa sing rawuh?” (Aku tangkaplah, genggamlah dan tiuplah terus sebutkan keinginan kalian; terus geduglah/ injak tanah dengan kaki tiga kali. Aku ini utusan untuk segala bangsa. Tuhan berkenan dengan doa kalian, tetapi tidak harus semua dikabulkan. Memohon itu satu demi satu, tidak harus banyak ... . Coba lihatlah disana, siapa yang hadir?)

Dalam penglihatan pak Pudjono, Tuhan Yesus sendiri berkenan hadir. :”Saiki padha tumungkula sing jero, amarga Gusti Yesus arep paring berkat marang kowe kabeh.” (Sekarang semua menunduklah yang dalam, karena Tuhan Yesus akan memberi berkat kepada kalian semua)

Kami sepertinya diciprati memakai air, seperti model di dalam gereja ketika acara percikan air dengan lagu vidi aquam atau asperges me. Kami semua menunduk dengan khidmat untuk menerima berkat Tuhan secara rohani. Kemudian kami memohon petunjuk kepada Tuhan Yesus yang telah berkenan hadir di antara kami dan mau ngobrol santai. Yang dapat aku tangkap saat itu, gajah adalah liman dalam bahasa Jawa, apakah hal tersebut berhubungan dengan kami berlima yang sedang berkumpul aku belum tahu. Tuhan Yesus berbicara yang kurang lebih :”Ki Durpa iku utusan-Ku. Durpa iku tegese sak dulur sak rupa. Mulane kowe kabeh kudu bisa sak emper, sak rupa, sak pandonga lan terus sak tuladha. Yen kowe kabeh wis bisa bebarengan sak ati sak pikir, iku bakalan dadi kekuatan sing ampuh. Sing tak suwun saiki kowe kabeh kudu bisa bebarengan makarya sing nyata ana endi wae. Karya nyata sing bisa ngajak liyan bali menyang Aku. Sing paling penting kudu tetep madhep manteb marang Gusti, kanggo nulungi uwong sing golek padhang, dudu pepadhang.” (Ki Durpa itu utusan-Ku. Durpa itu artinya se saudara se rupa. Makanya kalian semua harus bisa mirip, serupa, se doa dan terus se teladan. Jika kalian semua sudah bisa bersama satu hati satu pikir, itu bakal menjadi kekuatan yang ampuh. Yang Aku minta sekarang kalian semua harus bisa bersama-sama berkarya yang nyata dimana saja. Karya nyata yang bisa mengajak orang lain kembali kepada-Ku. Yang paling penting harus tetap madep mantep kepada Tuhan, untuk menolong orang yang mencari terang, bukan pembawa terang)

Sebenarnya banyak sekali ajaran pada malam itu yang kami terima, namun sayang sekali aku tidak siap untuk mencatat. Sewaktu kami tanyakan tentang simbul kami untuk malam itu, maka muncullah simbul-simbul bagi kami.

Tuhan Yesus menjelaskan simbul-simbul tersebut untuk diketahui oleh diri masing-masing. Aku sendiri dikatakan bahwa kalau menjelaskan sesuatu jangan sampai nggladrah, maksudnya jangan dibumbui yang berlebihan. Setiap perkataan harus didasari dengan pikiran akal budi yang bening dan positip. Jangan selalu melihat latar belakang seseorang, agar tidak terjebak. Setiap orang bisa mengalami perubahan melalui proses panjang maupun pendek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jagalah kesantunan dalam berkomunikasi, walaupun diselimuti kemarahan, kejengkelan, tidak puas dan sejenisnya.