Senin, 02 November 2009

Pengantar kata

Kata Pengantar

Tulisan ini muncul sewaktu penulis ngobrol dengan pastur Kristianus Kristiyanto OSC. Waktu itu penulis menceritakan pengalaman komunikasi rohani dengan yang kudus, apakah hal tersebut benar atau tidak. Beliau malah menyarankan kalau bisa dicatat, siapa tahu suatu ketika berguna bagi orang lain. Jadi tulisan ini adalah kumpulan pengalaman yang dapat ditulis ataupun yang masih dapat diingat oleh penulis.

Karena kami berkomunikasi rohani dalam Bahasa Jawa, maka banyak teman dalam kelompok mengharapkan kalau bisa diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia. Tata bahasa yang baik memang agak dikesampingkan agar tidak menimbulkan maksud yang berbeda. Hal inipun nyatanya masih kurang pas karena kelemahan penulis dalam mengartikan. Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia juga dilakukan apa adanya, walaupun ada juga yang belum bisa diterjemahkan karena penulis tidak tahu apa maksudnya. Mungkin pembaca yang lebih tahu Bahasa Jawa malah dapat mengoreksi maksud yang sebenarnya. Banyak titik-titik yang memang penulis tidak bisa mengejar menulis sambil mendengar.

Memang pengalaman komunikasi rohani ini dimulai setelah penulis membaca buku Vassula berjudul “Hidup Sejati dalam Allah” (True life in God), yang merubah perjalanan ziarah hidup penulis. Dari situlah penulis seperti dituntun, berkenalan dengan pak Pudjono yang mendapat karunia mendengar dan melihat dimana orang lain tidak bisa mendengar dan melihat, walaupun secara phisik dia hampir tidak bisa melihat. Dalam salah satu obrolan dengan Tuhan Yesus, kami dikatakan bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Vassula yang mendapat karunia khusus.

Banyak hal bagi penulis sendiri yang mengherankan dan mengejutkan, karena tidak atau belum pernah mendengar dari para hierarki gereja atau pendeta. Jika para pembaca menganggap hal tersebut tidak benar, hal itupun dialami oleh kelompok penulis. Namun itulah adanya yang dapat kami terima dari obrolan dengan yang kudus. Paling gampang, anggap saja sebagai suatu wacana baru untuk bahan ngobrol di warung kopi.

Beberapa simbul pribadi atau yang berhubungan dengan pribadi seseorang yang belum terhapus mohon dianggap tidak ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jagalah kesantunan dalam berkomunikasi, walaupun diselimuti kemarahan, kejengkelan, tidak puas dan sejenisnya.