Selasa, 10 Agustus 2010

Pengalaman 1 Agustus 2010

01 Agustus 2010

Sejak hari Sabtu aku rasanya sibuk sekali, yang membuatku kena flu, karena tiap malam begadang mendampingi pak Pudjono yang juga flu. Sabtu pagi saudaraku dari Solo, mas Kardjo datang bersama Priyono dan anaknya Khrisna menengok aku yang dikira sakit. Padahal sakitku sendiri sudah bulan Mei.

Pak Sumeri dan pak Pudjono berkumpul di rumah menemui mas Kardjo dan keluarga. Disusul pak Yohanes yang mengajak mendoakan orang sakit di Cicaheum. Ada nenek-nenek yang baru dibaptis dan sudah sakit tu.a minta didoakan. Siang itu kami berenam mengunjungi yang sakit.

Sore harinya aku diminta renungan dalam doa syukur keluarga baru di komplek GMP. Pulang dari doa, terus mengantar pak Pudjono yang nunggu di rumah, ke rumah pak Mardayat yang ada perlu bagi anak dan menantu. Terpaksalah mas Kardjo sebentar-sebentar aku tinggal, padahal sudah menyediakan waktu berkunjung..

Minggu pagi mas Kardjo dan keluarga pulang ke Solo naik kereta apai diantar oleh bapak ibu Haji Bedjo dan isteri.. Hidungku semakin bocor karena flu dan kepala agak puyeng. Pukul 09.30 aku bersama isteri pergi ke gereja. Aku duduk di belakang agar tidak menularkan flu kepada orang lain. Rasanya aku lebih sering hang, nggliyeng setengah tidur walaupun ingin mengikuti Ekaristi dengan baik.

Aku tidak tahu bahwa pak Pudjono juga ikut misa kudus pada jam yang sama. Dia agak kaget sewaktu memasuki upacara persembahan, dia melihat bahwa aku berdiri di sebelah kanan pastor Bekatmo yang memimpin misa. Katanya aku berjubah kuning, seperti yang pernah diberikan Tuhan Yesus kepadaku . Dikatakan bahwa aku mendampingi pastor sampai misa selesai Padahal pada saat tersebut aku sedang setengah tidak sadar, walaupun mengikuti misa.

Pulang dari gereja, akupun tidak bertemu dengan pak Pudjono, yang sore harinya langsung pulang ke Yogyakarta. Pada Senin malam di Yogya ada peringatan 40 hari wafatnya Lik Mudji, pamannya pak Pudjono. Aku tahu cerita di atas seaktu telepon pak Pudjono yang sudah sampai di Yogya.

Terima kasih Tuhan, betapa Engkau begitu mengasihiku, walaupun aku ikut perjamuan kudus dengan badan yang setengah sakit dan setengah tidur. Engkau malah mengijinkan aku mendampinhgi pastor Katmo di Altar. Amin.

Apakah ini yang disebut ngrogoh sukma? Karena sewaktu aku jelaskan kepada pak Pudjono bahwa aku setengah tidur, dia malah mengiyakan, begitulah kejadiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jagalah kesantunan dalam berkomunikasi, walaupun diselimuti kemarahan, kejengkelan, tidak puas dan sejenisnya.