Senin, 06 Februari 2012

2 Pebruari 2012

2 Pebruari 2012

Kamis malam hari aku, pak Mardayat, pak Sumadi, pak Pudjono, pak Abraham, pak Siahaan, bpk ibu Yohanes Asngadi berkumpul di rumah pak Sumeri. Kemudian datang lagi mas Sugeng, mas Hartono dan mas Agus Budianto. Biasa, ngobrol bersama dengan dimulai makan malam bersama.

Pada jam 22.30 aku mengajak berdoa bersama sebagai pembuka. pak Pudjono melihat ada bola bundar keputihan yang transparan. Suara yang terdengar maupun running text :”GOD visit.”

Kemudian terlihat kursi masih kosong yang disusul sinar seperti kunang kunang di atas kursi. Suara yang terdengar :”Gusti manunggala.” Dan kami jawab:”Kaliyan kawula sadaya.”

Sepertinya terlihat dasi dan suara :”Padha mundhuka lan caos atur marang Gusti.”
Sesaat kemudian terlihat lilin menyala yang terbungkus warna kuning dan ada huruf “X”. Suara yang terdengar :”Gusti Yesus rawuh arupi terang.”

Sesaat cukup sepi dan kami menunggu, yang akhirnya kami malah mencoba bertanya dan ada jawaban atau simbul gambaran.
 Simbol sabda yang terlihat buku Alkitab besar berwarna hitam
 Simbol roti dan atau anggur yang terlihat sibori
 Simbul Tuhan sebagai gembala yang terlihat Tuhan Yesus merentangkan tangan
 Simbul sebagai penyembuh, yang terdengar :”Yen obat, sing ketok ya gambar obat utawi jampi.”

Sesaat kemudian terlihat seperti seseorang yang memakai seragam pakaian yg terlihat kaku atau keras di sekitar pundak dan berselempang dan simbul roti kecil seperti hosti. Suara yang terdengar :”Padha meleta, hostine tak templekne.” Yang terlihat, kami semua diberi hosti dan seseorang tersebut masih berkeliling membagikan hosti kepada orang lain yang cukup banyak.

Kemudian terdengar suara : “Janjiku janjimu siji, … janjiku janjimu siji, ndherek Gusti.”

Setelah itu, sepertinya terlihat kertas nota yang bisa disobek dan pensil, yang diikuti suara :”Tulisen jenenge uwong sing arep kok dongakake.” Semua berdoa dalam hati masing-masing secara berurutan, namun pak Asngadi, aku dan pak Pudjono malah tidak kebagian menyampaikan doa. Dan suara yang terdengar :”Wis cukup, dongane wis tak tampa kabeh.”

Beberapa saat kemudian yang terlihat peniti berpita merah. Suara yang terdengar kurang lebih :”Mesthine sing dadi panitia bu Yohanes (perempuan sendiri). Gunane kanggo mbukak pawicara, babagan karahayon Dalem, pepadhang. Arahe pesan singkat wae.” Kemudian bu Yohanes Asngadi berbicara singkat :”Aja sok ngapusi uwong.”
Pak Pudjono seperti mendengar suara, agar bu Yohanes menyampaikan :”Bisikana pak Hartono gen muni.”
Ternyata sudah lewat tengah malam dan pak Hartono menyampaikan bahwa karena kesehatannya, maka akan mendahului nyuwun pamit lebih dahulu. Maka kami bersepakat untuk pamit sekalian bersama, yang ditutup dengan doa. Kami bersepakat bahwa hari Senin ingin berziarah ke gua Maria di Cibadak Sukabumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jagalah kesantunan dalam berkomunikasi, walaupun diselimuti kemarahan, kejengkelan, tidak puas dan sejenisnya.