Jumat, 23 Juli 2010

Pengalaman 23 Juli 2010

23 Juli 2010

Jumat sore itu aku mampir ke rumah pak Pudjono, sambil memberi kabar bahwa tidak ada telpon dari keluarga yang anaknya kejang-kejang. Mungkin sedang opname di rumah sakit. Dalam penglihatan pak Pudjono, sepertinya ada seorang bapak yang menggendong anak kecil datang , namun tidak ada suara apa-apa.

Berkisat pukul 18.00 yang terlihat simbul rajawali sedang membawa ikan di paruhnya. Sepengetahuanku, ada lagu pujian tentang rajawali yang terbang tinggi. Kemudian di kejauhan terlihat seperti harimau sedang memakan sesuatu. Katanya harimau tadi di daerah Sumpyuh, berarti masih jauh dari Bandung.

Pak Pudjono betanya apakah simbul gereja pada saat sekarang dan yang dilihat sepertinya model menara Eifel berkaki empat dan berwarna kuning, terlihat di kejauhan. Kemudian ada tulisan berjalan :”Christ maneuver life home”.

Berkisar 19.20 terlihat seseorang memakai ikat kepala, mengaku bernama Bong Sutadi. Dia berpesan untuk pak Pudjono :”Ngnehi weruh yen sedulurmu ora ana. Sedulur lanang.” Setelah itu Bong Sutadi pergi.

Kemudian aku bertanya bagaimana mengembangkan gereja basis dan ada jawaban yang didengar pak Pudjono :”Kabeh kudu gelem maca bareng. Awal saka pengertian perumpamaan, banjur berkembang dadi tuladha, meningkat dadi keyakinan, sumrambah dadi pakarya. Ya intine kuwi.”

Kemudian aku bertanya kira-kira kapan bisa bertemu Bapak Uskup, dan ada jawaban :”Apese telung sasi maneh.”

Kami ngobrol sebentar kemudian pamitan pulang karena capai dan ngantuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jagalah kesantunan dalam berkomunikasi, walaupun diselimuti kemarahan, kejengkelan, tidak puas dan sejenisnya.